"Hidup itu balance, ada suka ada duka..ada tangis ada tawa..Ada sedih ada bahagia. That's life.."

Kalau sejauh ini aku banyak cerita tentang hal yang menyenangkan dari Solo Traveling. Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman yang kurang menyenangkan dalam karier per solo travelinganku..hehe...karier.. 


1. Masalah di imigrasi Kamboja


Alhamdulillah hari itu landing di Kamboja dengan selamat. Dan itu adalah solo travelingku yang pertama. 

Tibalah giliranku untuk pemeriksaan pasport di Imigrasi. Beberapa detik setelah menghadap petugas imigrasi, aku menjadi nervous luar biasa. Why? bukan karena terpesona sama petugas imigrasinya yang kebetulan ganteng banget ya..bukaaann...tapi karena berkali kali dia menanyakan sesuatu tapi aku nggak paham juga apa yang dimaksud.

Petugasnya mencoba menjelaskan dalam bahasa inggris...but, aku masih nggak paham juga. Aku pikir saat itu dia sedang menanyakan visa, padahal yang kutahu ke Kamboja kan bebas visa. Akhirnya karena nggak paham juga, aku di suruh masuk lagi kedalam. 

Aku  mulai panik dan cemas, kuatir kalau akan dideportasi dan sebagainya.

Ingin bertanya tapi waktu itu aku juga nggak begitu bisa berbahasa inggris saat itu..dan akhirnya aku hanya mondar mandir cemas sambil memperhatikan apa yang dilakukan penumpang lainnya. 

Ternyata -- oh ternyata, penumpang musti mengisi  kartu kedatangan yang kemudian di sertakan di dalam pasport dan diserahkan ke petugas imigrasi untuk di cek.

Dan aku nggak tahu tentang hal tersebut, karena sebelumnya ke Malaysia dan nggak perlu mengisi kartu kedatangan.


2. Dimarahi Tour Guide di Muine





Itulah mengapa aku nggak suka ikut tour, karena jadwalnya ketat dan waktunya terbatas.
Ceritanya waktu ke Muine, aku ikut tour lokal mengingat destinasi wisatanya  jauh jauh dan nggak ada transportasi umum. Kalau nggak ikut tour musti sewa kendaraan. Karena aku sendiri  jadi nggak mungkin kan sewa motor apalagi aku juga nggak tahu  medannya. 

So, itulah kenapa aku memutuskan untuk ikut tour lokal. Destinasi utamanya ke red and white sand dune.

Apa yang terjadi...?hehe..jadi bete kalau inget ini...
waktu turun mau ke red sand dune, tour guidenya ngasih tahu kumpul jam 7 (dalam bahasa inggris), yang aku dengarnya kumpul jam 8. Entah guidenya yang salah mengucapkan atau aku  salah dengar. Tapi aku dengarnya "eight"..hmm..nggak tau deh.

So, santai - santai lah aku menikmati gundukan pasir di Red sand dune. Tiba - tiba sekitar jam 7.30 lebih, aku dipanggil - panggil sama guide nya untuk segera menuju ke mobil. Dan ternyata seluruh penumpang mobil Jeap sudah duduk manis di dalam mobil.

Blaik..guide yang merangkap sopir Jeapnya ngomel - ngomel plus marah - marahin aku  Ya udahlah aku minta maaf, karena bagaimanapun aku yang salah. Tapi dia bilang, aku harus minta maaf sama semua penumpang semobil. ya..sudahlah...

Setelah kejadian itu, aku sudah nggak bernafsu lagi untuk keliling-keliling walaupun masih ada beberapa destinasi wisata lainnya yang kami kunjungi.

Begitulah..intinya sih misscommunikasi.

3. Hampir Ketinggalan Bis dari Muine  Ke Ho Chi Minh

Hari itu adalah hari terakhir aku di Muine, So aku menuju ke Agen bis yang sudah aku pesan sebelumnya yaitu ThesinhTourist. Kebetulan kantor  agennya dekat dengan hotel yang aku booking 
sebelumnya. 

Setelah konfirmasi sama petugas agennya, kemudian aku disuruh nunggu. Kebetulan disitu juga banyak yang sedang menunggu bus. Aku pikir mereka satu tujuan sama aku ke Ho Chi Minh dan ternyata dari 
sekian banyak yang menunggu disitu tidak ada yang ke Ho Chi Minh. 

Tinggallah aku sendiri disitu sendirian dan menunggu dengan cemas karena busnya nggak dateng - dateng juga. Ditengah menunggu itu tiba- tiba aku pengin ke toilet. Dan toiletnya agak jauh dari tempat menunggu bis. Jadi aku menitipkan tas backpack 70 L yang lumayan berat ke petugasnya. 

Ketika berada di dalam toilet, tiba - tiba pintu toiletnya di ketuk - ketuk orang.."miss..miss..hurry up..your bus...". Tergopoh - gopoh aku berlari menuju kantor agennya dengan maksudku mengambil 
tas. Tapi katanya tasku sudah di masukkan ke bis. Segera aku menuju bis yang ditunjuk yang  ternyata bisnya bukan bis dari Sinh touris, tapi aku dititipin ke agen bus lain yang menuju Ho Chi Minh.

Mungkin karena penumpangnya cuma satu, jadi  mungkin rugi kalau hanya membawa 1 penumpang. Dan selama berada di bis aku mencemaskan tas orange ku..benaran dimasukkan ke bus ini atau nggak..

4. Kisruh Dengan Sopir Taxi Online di Malaka

Hari mulai gelap ketika aku menapakkan kakiku di tanah Malaka. Saat itu sekitar jam 8.30 malam. Terminal tampak sepi karena kebetulan hari itu adalah malam hari raya. Hal pertama yang kulakukan adalah mengisi perut yang dah mulai keroncongan. Alhamdulillah masih ada beberapa warung yang buka. 

Setelah kenyang aku segera menuju toko yang menjual kartu data. Urusan kartu beres, aku meluncur menuju pool bus yang menuju kota..but, nggak ada bus saudara- saudara. Akhirnya aku memutuskan untuk memesan Grab..dan alhamdulillah dapet juga.


Tapi drama terjadi, karena terminalnya kan luas dan agak gelap sehingga aku nggak bisa memberi petunjuk yang jelas. Aku mencoba berjalan menjauh dari terminal menuju jalan raya karena katanya mobilnya nggak bisa masuk terminal. 

Dia berusaha mencari - cari aku tapi nggak ketemu..dia minta aku menunggu dimana, tapi aku juga nggak paham. Dia chat- chat di aplikasinya udah yang marah githu..."hey..are you kidding 
me.?.."are you man or woman?" hehe...bahasanya dah kayak mo ngajak berantem (untungnya aku cewek...agak sedikit termaafkan)..

Setelah beberapa lama akhirnya ketemu juga. Udah deh, ditaxi aku diomel - omelin..katanya dia dah telpon tapi aku nggak angkat. Padahal lhoo ya...nggak ada panggilan masuk, mungkin karena di aplikasi grabnya nomor telponnya masih nomor Indonesia.

Ya udah lah..aku ngalah saja..aku minta maaf sama dia..aku bilang.. "sorry, this is my first time i go to 
Malaka"...Setelah aku mencoba menjelaskan, Alhamdulillah akhirnya dia bisa mengerti juga..

5. Terdampar di Pulau Malaka Tanpa Uang Sepeserpun


Hari masih gelap ketika aku berangkat ke pulau Melaka. Aku kesana untuk mengikuti sholat ied di Masjid Selat Malaka. Dengan berbekal uang 7 RM yang hanya cukup untuk membayar Taxi online Grab menuju masjid. Karena aku pikir nanti pasti disana ada ATM. 

Setelah sholat aku berjalan disekitar masjid untuk mencari mesin ATM dan tak juga kutemukan mesin ATM. Kucoba mencari taxi, dengan tujuan mesin ATM di kota Malaka. Setelah beberapa kali mencoba tak juga kutemukan taxi...


Bingung..cemas..campur aduk deh rasanya...nggak tahu harus , bagaimana caranya agar aku bisa kembali ke Kota. 

Dengan langkah gontai aku kembali ke Masjid dan menceritakan kondisiku ke petugas bagian informasi.

Mungkin karena kasian melihat tampangku yang memelas akhirnya mereka mencoba mencarikanku tumpangan menuju ke Kota. Dan alhamdulillah akhirnya aku bisa juga kembali ke kota.

6. Mengalami Sexual Harassment di Istanbul




Mungkin inilah pengalaman terburukku selama solo traveling. Aku kenal orang ini by online, Nggak ada relationship gimana - gimana ya..sebelumnya cuma small talk aja di watsapps. 

Aku bilang sama dia kalau aku akan ke Turkey, jadi aku nanya- nanya tentang all about Istanbul. Sejauh itu sih sepertinya dia baik karena nggak pernah ngobrol yang aneh - aneh. 

Singkat cerita ketika tiba Istanbul, Dia menawarkan untuk membookingkan hotel buatku selama di Istanbul, tapi aku tolak karena sudah booking hotel di hotel Ramada old city. 

Sehari kemudian, kita janjian ketemu di Gulhan Park. Tapi karena kondisi lalu lintas yang padat akhirnya nggak bisa ketemu disitu. Dan karena aku nggak punya paket data internet kami nggak bisa berkomunikasi di siang itu. 

Aku kembali ke hotel sekitar jam 9 malam setelah seharian capek berkeliling Istanbul. Baru merebahkan badan sebentar di kasur, tiba - tiba telpon kamar berdering..karena saking capeknya, aku males menggeser badanku hanya untuk mengangkat telpon. 

Beberapa menit kemudian, tiba - tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku pikir itu room boy hotelnya. Tanpa curiga apapun, aku buka pintu hotel....dann....ternyata orang ituuu...tanpa babibu, dia masuk ke kamar dan....terjadilah sexual harassament disitu...detilnya kayak gimana..tidak aku ceritakan disini..hmm..vulgar nanti. 

Alhamdulillah nggak sampai terjadi hal - hal yang diinginkan..hehe...maksudnya yang diinginkan orang itu...hmmm..sayang sekali Turkishnya nggak cakep, coba kalau cakep mungkin aku akan bilang..."nyohhh bang, silahkan.... "..haha...kidding...nggaklah, i'm not bad guy...


Dengan beberapa kejadian yang tidak menyenangkan itu, apakah  aku kapok solo traveling..nggak lah...Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Yang penting kalau solo traveling, musti hati- hati menjaga diri dan barang - barang penting kita seperti dokumen - dokumen dan dompet tentunya.


Tak Selamanya Solo Traveling Itu Menyenangkan

"Hidup itu balance, ada suka ada duka..ada tangis ada tawa..Ada sedih ada bahagia. That's life.."

Kalau sejauh ini aku banyak cerita tentang hal yang menyenangkan dari Solo Traveling. Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman yang kurang menyenangkan dalam karier per solo travelinganku..hehe...karier.. 


1. Masalah di imigrasi Kamboja


Alhamdulillah hari itu landing di Kamboja dengan selamat. Dan itu adalah solo travelingku yang pertama. 

Tibalah giliranku untuk pemeriksaan pasport di Imigrasi. Beberapa detik setelah menghadap petugas imigrasi, aku menjadi nervous luar biasa. Why? bukan karena terpesona sama petugas imigrasinya yang kebetulan ganteng banget ya..bukaaann...tapi karena berkali kali dia menanyakan sesuatu tapi aku nggak paham juga apa yang dimaksud.

Petugasnya mencoba menjelaskan dalam bahasa inggris...but, aku masih nggak paham juga. Aku pikir saat itu dia sedang menanyakan visa, padahal yang kutahu ke Kamboja kan bebas visa. Akhirnya karena nggak paham juga, aku di suruh masuk lagi kedalam. 

Aku  mulai panik dan cemas, kuatir kalau akan dideportasi dan sebagainya.

Ingin bertanya tapi waktu itu aku juga nggak begitu bisa berbahasa inggris saat itu..dan akhirnya aku hanya mondar mandir cemas sambil memperhatikan apa yang dilakukan penumpang lainnya. 

Ternyata -- oh ternyata, penumpang musti mengisi  kartu kedatangan yang kemudian di sertakan di dalam pasport dan diserahkan ke petugas imigrasi untuk di cek.

Dan aku nggak tahu tentang hal tersebut, karena sebelumnya ke Malaysia dan nggak perlu mengisi kartu kedatangan.


2. Dimarahi Tour Guide di Muine





Itulah mengapa aku nggak suka ikut tour, karena jadwalnya ketat dan waktunya terbatas.
Ceritanya waktu ke Muine, aku ikut tour lokal mengingat destinasi wisatanya  jauh jauh dan nggak ada transportasi umum. Kalau nggak ikut tour musti sewa kendaraan. Karena aku sendiri  jadi nggak mungkin kan sewa motor apalagi aku juga nggak tahu  medannya. 

So, itulah kenapa aku memutuskan untuk ikut tour lokal. Destinasi utamanya ke red and white sand dune.

Apa yang terjadi...?hehe..jadi bete kalau inget ini...
waktu turun mau ke red sand dune, tour guidenya ngasih tahu kumpul jam 7 (dalam bahasa inggris), yang aku dengarnya kumpul jam 8. Entah guidenya yang salah mengucapkan atau aku  salah dengar. Tapi aku dengarnya "eight"..hmm..nggak tau deh.

So, santai - santai lah aku menikmati gundukan pasir di Red sand dune. Tiba - tiba sekitar jam 7.30 lebih, aku dipanggil - panggil sama guide nya untuk segera menuju ke mobil. Dan ternyata seluruh penumpang mobil Jeap sudah duduk manis di dalam mobil.

Blaik..guide yang merangkap sopir Jeapnya ngomel - ngomel plus marah - marahin aku  Ya udahlah aku minta maaf, karena bagaimanapun aku yang salah. Tapi dia bilang, aku harus minta maaf sama semua penumpang semobil. ya..sudahlah...

Setelah kejadian itu, aku sudah nggak bernafsu lagi untuk keliling-keliling walaupun masih ada beberapa destinasi wisata lainnya yang kami kunjungi.

Begitulah..intinya sih misscommunikasi.

3. Hampir Ketinggalan Bis dari Muine  Ke Ho Chi Minh

Hari itu adalah hari terakhir aku di Muine, So aku menuju ke Agen bis yang sudah aku pesan sebelumnya yaitu ThesinhTourist. Kebetulan kantor  agennya dekat dengan hotel yang aku booking 
sebelumnya. 

Setelah konfirmasi sama petugas agennya, kemudian aku disuruh nunggu. Kebetulan disitu juga banyak yang sedang menunggu bus. Aku pikir mereka satu tujuan sama aku ke Ho Chi Minh dan ternyata dari 
sekian banyak yang menunggu disitu tidak ada yang ke Ho Chi Minh. 

Tinggallah aku sendiri disitu sendirian dan menunggu dengan cemas karena busnya nggak dateng - dateng juga. Ditengah menunggu itu tiba- tiba aku pengin ke toilet. Dan toiletnya agak jauh dari tempat menunggu bis. Jadi aku menitipkan tas backpack 70 L yang lumayan berat ke petugasnya. 

Ketika berada di dalam toilet, tiba - tiba pintu toiletnya di ketuk - ketuk orang.."miss..miss..hurry up..your bus...". Tergopoh - gopoh aku berlari menuju kantor agennya dengan maksudku mengambil 
tas. Tapi katanya tasku sudah di masukkan ke bis. Segera aku menuju bis yang ditunjuk yang  ternyata bisnya bukan bis dari Sinh touris, tapi aku dititipin ke agen bus lain yang menuju Ho Chi Minh.

Mungkin karena penumpangnya cuma satu, jadi  mungkin rugi kalau hanya membawa 1 penumpang. Dan selama berada di bis aku mencemaskan tas orange ku..benaran dimasukkan ke bus ini atau nggak..

4. Kisruh Dengan Sopir Taxi Online di Malaka

Hari mulai gelap ketika aku menapakkan kakiku di tanah Malaka. Saat itu sekitar jam 8.30 malam. Terminal tampak sepi karena kebetulan hari itu adalah malam hari raya. Hal pertama yang kulakukan adalah mengisi perut yang dah mulai keroncongan. Alhamdulillah masih ada beberapa warung yang buka. 

Setelah kenyang aku segera menuju toko yang menjual kartu data. Urusan kartu beres, aku meluncur menuju pool bus yang menuju kota..but, nggak ada bus saudara- saudara. Akhirnya aku memutuskan untuk memesan Grab..dan alhamdulillah dapet juga.


Tapi drama terjadi, karena terminalnya kan luas dan agak gelap sehingga aku nggak bisa memberi petunjuk yang jelas. Aku mencoba berjalan menjauh dari terminal menuju jalan raya karena katanya mobilnya nggak bisa masuk terminal. 

Dia berusaha mencari - cari aku tapi nggak ketemu..dia minta aku menunggu dimana, tapi aku juga nggak paham. Dia chat- chat di aplikasinya udah yang marah githu..."hey..are you kidding 
me.?.."are you man or woman?" hehe...bahasanya dah kayak mo ngajak berantem (untungnya aku cewek...agak sedikit termaafkan)..

Setelah beberapa lama akhirnya ketemu juga. Udah deh, ditaxi aku diomel - omelin..katanya dia dah telpon tapi aku nggak angkat. Padahal lhoo ya...nggak ada panggilan masuk, mungkin karena di aplikasi grabnya nomor telponnya masih nomor Indonesia.

Ya udah lah..aku ngalah saja..aku minta maaf sama dia..aku bilang.. "sorry, this is my first time i go to 
Malaka"...Setelah aku mencoba menjelaskan, Alhamdulillah akhirnya dia bisa mengerti juga..

5. Terdampar di Pulau Malaka Tanpa Uang Sepeserpun


Hari masih gelap ketika aku berangkat ke pulau Melaka. Aku kesana untuk mengikuti sholat ied di Masjid Selat Malaka. Dengan berbekal uang 7 RM yang hanya cukup untuk membayar Taxi online Grab menuju masjid. Karena aku pikir nanti pasti disana ada ATM. 

Setelah sholat aku berjalan disekitar masjid untuk mencari mesin ATM dan tak juga kutemukan mesin ATM. Kucoba mencari taxi, dengan tujuan mesin ATM di kota Malaka. Setelah beberapa kali mencoba tak juga kutemukan taxi...


Bingung..cemas..campur aduk deh rasanya...nggak tahu harus , bagaimana caranya agar aku bisa kembali ke Kota. 

Dengan langkah gontai aku kembali ke Masjid dan menceritakan kondisiku ke petugas bagian informasi.

Mungkin karena kasian melihat tampangku yang memelas akhirnya mereka mencoba mencarikanku tumpangan menuju ke Kota. Dan alhamdulillah akhirnya aku bisa juga kembali ke kota.

6. Mengalami Sexual Harassment di Istanbul




Mungkin inilah pengalaman terburukku selama solo traveling. Aku kenal orang ini by online, Nggak ada relationship gimana - gimana ya..sebelumnya cuma small talk aja di watsapps. 

Aku bilang sama dia kalau aku akan ke Turkey, jadi aku nanya- nanya tentang all about Istanbul. Sejauh itu sih sepertinya dia baik karena nggak pernah ngobrol yang aneh - aneh. 

Singkat cerita ketika tiba Istanbul, Dia menawarkan untuk membookingkan hotel buatku selama di Istanbul, tapi aku tolak karena sudah booking hotel di hotel Ramada old city. 

Sehari kemudian, kita janjian ketemu di Gulhan Park. Tapi karena kondisi lalu lintas yang padat akhirnya nggak bisa ketemu disitu. Dan karena aku nggak punya paket data internet kami nggak bisa berkomunikasi di siang itu. 

Aku kembali ke hotel sekitar jam 9 malam setelah seharian capek berkeliling Istanbul. Baru merebahkan badan sebentar di kasur, tiba - tiba telpon kamar berdering..karena saking capeknya, aku males menggeser badanku hanya untuk mengangkat telpon. 

Beberapa menit kemudian, tiba - tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku pikir itu room boy hotelnya. Tanpa curiga apapun, aku buka pintu hotel....dann....ternyata orang ituuu...tanpa babibu, dia masuk ke kamar dan....terjadilah sexual harassament disitu...detilnya kayak gimana..tidak aku ceritakan disini..hmm..vulgar nanti. 

Alhamdulillah nggak sampai terjadi hal - hal yang diinginkan..hehe...maksudnya yang diinginkan orang itu...hmmm..sayang sekali Turkishnya nggak cakep, coba kalau cakep mungkin aku akan bilang..."nyohhh bang, silahkan.... "..haha...kidding...nggaklah, i'm not bad guy...


Dengan beberapa kejadian yang tidak menyenangkan itu, apakah  aku kapok solo traveling..nggak lah...Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Yang penting kalau solo traveling, musti hati- hati menjaga diri dan barang - barang penting kita seperti dokumen - dokumen dan dompet tentunya.


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar