Jika Anak - Anak Menjadi Alasan Untuk Tetap Mempertahankan Pernikahan.

Apakah Anak Anda Menjadi Alasan untuk Tetap Mempertahankan pernikahan?


Pertanyaan besar semua orang yang sedang berada yang kondisi ini adalah: "Haruskah aku tetap tinggal dalam pernikahan yang menyedihkan ini demi anak-anakku?" Anda mungkin hidup dalam mimpi buruk yang serupa. Anda mungkin khawatir tentang kehidupan seperti apa yang akan dimiliki anak-anak jika  tetap bersama. Dan anda mungkin juga khawatir apakah anak- anak mampu melewati kondisi dimana orang tuanya bercerai.

Ketika hubungan pernikahan dalam kondisi buruk, dimana banyak terjadi perdebatan dan sering bertengkar, sudah tidak ada lagi cinta dan Anda mencoba memutuskan apa yang harus dilakukan. Tapi semuanya akan terganjal pada kekuatiran tentang anak-anak.

Anda takut akan efek jangka panjang yang potensial pada anak-anak karena tidak memiliki ibu atau ayah yang tinggal bersama mereka sepanjang waktu. Anda khawatir tentang seberapa besar rasa sakit emosional yang akan mereka alami karena putusnya hubungan Anda. Yup, akan banyak kekhawatiran terutama terkait anak- anak.

Keputusan tentang apakah akan tetap bertahan atau berpisah adalah penting. Bukan hanya Anda dan pasangan Anda yang akan terpengaruh, itu adalah keputusan yang lebih signifikan. Keenam pertanyaan ini dapat membantu untuk memutuskan apakah akan tetap tinggal atau meninggalkan hubungan Anda:

1. Apa alasan utama mengapa saya mempertimbangkan untuk meninggalkan hubungan? Jujurlah dengan diri sendiri. Untuk saat ini, singkirkan kekhawatiran Anda tentang anak-anak dan jelaskan tentang keinginan, kebutuhan, dan perasaan Anda sendiri.

Jika Anda harus menunjuk ke satu hal, apa alasan utama mengapa Anda berpikir untuk mengakhiri hubungan? Bisa alasan umum, seperti kurangnya keakraban dan kedekatan. Bisa juga alasan yang sangat spesifik, seperti kecurangan yang tidak bisa Anda lupakan atau maafkan.

2. Apa alasan utama saya harus untuk tetap mempertahankan pernikahan? Anda mungkin berpikir bahwa sudah mengetahui jawaban untuk pertanyaan kedua ini. Meski begitu, luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan jawabannya. Ketika Anda  berpikir seperti ini, "Saya harus bertahan karena ...." atau "Saya tidak punya pilihan selain tinggal," apa alasan utamanya? Mungkin demi anak-anak, karena alasan keuangan atau karena Anda "tidak percaya perceraian."

Mungkin karena masih mencintai pasangan Anda dan benar-benar ingin menyelesaikan masalah. Dapatkan alasan yang jelas tentang apa yang ada di balik keinginan untuk tetap tinggal dan bertahan.

3. Apakah saya atau anak-anak saya berada dalam bahaya jika kita tinggal? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting untuk ditanyakan pada diri Anda sendiri. Jika pasangan Anda kasar - secara fisik, seksual, atau emosional kepada Anda atau anak-anak Anda, sekaranglah saatnya untuk menuju ke tempat yang aman. Bukanlah keputusan terbaik untuk tetap mempertahankan kondisi yang membahayakan anda dan anak-anak.

4. Apakah saya bersedia melakukan perubahan? Jika hubungan Anda tampak tertatih-tatih di tepi kehancuran, tanyakan pada diri Anda bagaimana Anda bersedia berubah. Dalam situasi seperti ini, sudah umum untuk percaya bahwa pasangan Anda adalah orang yang harus disalahkan atas masalah.

Meskipun mungkin itu benar, bisa jadi anda  juga mempunyai peran terjadinya kericuhan. Renungkan kembali dan temukan seberapa besar keinginan Anda untuk mengubah keadaan dan bertanggung jawab atas situasi yang terjadi. Apakah Anda bersedia melakukan beberapa perubahan pada kebiasaan dan perilaku  untuk memperbaiki  hubungan Anda?

5. Apakah pasangan saya bersedia melakukan perubahan? Pasangan Anda juga memainkan peran dalam masalah yang terjadi Pikirkan tentang kata-kata dan tindakan sebenarnya dari pasangan Anda. Apakah dia menunjukkan keinginan yang tulus untuk berubah? Pernahkah Anda melihat tindak lanjut dari janji-janjinya? misalnya dalam kasus perselingkuhan. Waspadai tanda-tanda bahwa dia telah menghentikan perselingkuhan dan menjadi lebih terbuka dan transparan dengan Anda.

6. Sumber dukungan apa yang saya (dan anak-anak saya) miliki? Terlepas dari apa yang Anda putuskan untuk dilakukan, pastikan untuk memiliki dukungan. Pikirkan tentang jenis dukungan yang yang dibutuhkan sehingga  dapat membuat perubahan  yang akan memperbaiki keadaan  jika tetap bersama. Pergilah ke teman, keluarga, profesional, dan siapa saja yang dapat memberikan dukungan  secara netral.

Pikirkan tentang apa yang dapat membantu anak-anak Anda. Mungkin lebih baik jika Anda tidak melihat diri sendiri sebagai satu-satunya sumber dukungan untuk mereka saat ini. Temukan orang-orang yang bisa dipercayai yang bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan anak-anak atau memberikan ruang untuk bersenang-senang. Dukungan atau support adalah salah satu kuncinya.

Jika Anak - Anak Menjadi Alasan Untuk Tetap Mempertahankan Pernikahan. Berikan diri Anda dukungan khusus yang dibutuhkan sehingga dapat membuat keputusan terbaik. Buat keputusan terbaik untuk situasi Anda, diri Anda sendiri dan anak-anak Anda.

Jika Anak - Anak Menjadi Alasan Untuk Tetap Mempertahankan Pernikahan

Jika Anak - Anak Menjadi Alasan Untuk Tetap Mempertahankan Pernikahan.

Apakah Anak Anda Menjadi Alasan untuk Tetap Mempertahankan pernikahan?


Pertanyaan besar semua orang yang sedang berada yang kondisi ini adalah: "Haruskah aku tetap tinggal dalam pernikahan yang menyedihkan ini demi anak-anakku?" Anda mungkin hidup dalam mimpi buruk yang serupa. Anda mungkin khawatir tentang kehidupan seperti apa yang akan dimiliki anak-anak jika  tetap bersama. Dan anda mungkin juga khawatir apakah anak- anak mampu melewati kondisi dimana orang tuanya bercerai.

Ketika hubungan pernikahan dalam kondisi buruk, dimana banyak terjadi perdebatan dan sering bertengkar, sudah tidak ada lagi cinta dan Anda mencoba memutuskan apa yang harus dilakukan. Tapi semuanya akan terganjal pada kekuatiran tentang anak-anak.

Anda takut akan efek jangka panjang yang potensial pada anak-anak karena tidak memiliki ibu atau ayah yang tinggal bersama mereka sepanjang waktu. Anda khawatir tentang seberapa besar rasa sakit emosional yang akan mereka alami karena putusnya hubungan Anda. Yup, akan banyak kekhawatiran terutama terkait anak- anak.

Keputusan tentang apakah akan tetap bertahan atau berpisah adalah penting. Bukan hanya Anda dan pasangan Anda yang akan terpengaruh, itu adalah keputusan yang lebih signifikan. Keenam pertanyaan ini dapat membantu untuk memutuskan apakah akan tetap tinggal atau meninggalkan hubungan Anda:

1. Apa alasan utama mengapa saya mempertimbangkan untuk meninggalkan hubungan? Jujurlah dengan diri sendiri. Untuk saat ini, singkirkan kekhawatiran Anda tentang anak-anak dan jelaskan tentang keinginan, kebutuhan, dan perasaan Anda sendiri.

Jika Anda harus menunjuk ke satu hal, apa alasan utama mengapa Anda berpikir untuk mengakhiri hubungan? Bisa alasan umum, seperti kurangnya keakraban dan kedekatan. Bisa juga alasan yang sangat spesifik, seperti kecurangan yang tidak bisa Anda lupakan atau maafkan.

2. Apa alasan utama saya harus untuk tetap mempertahankan pernikahan? Anda mungkin berpikir bahwa sudah mengetahui jawaban untuk pertanyaan kedua ini. Meski begitu, luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan jawabannya. Ketika Anda  berpikir seperti ini, "Saya harus bertahan karena ...." atau "Saya tidak punya pilihan selain tinggal," apa alasan utamanya? Mungkin demi anak-anak, karena alasan keuangan atau karena Anda "tidak percaya perceraian."

Mungkin karena masih mencintai pasangan Anda dan benar-benar ingin menyelesaikan masalah. Dapatkan alasan yang jelas tentang apa yang ada di balik keinginan untuk tetap tinggal dan bertahan.

3. Apakah saya atau anak-anak saya berada dalam bahaya jika kita tinggal? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting untuk ditanyakan pada diri Anda sendiri. Jika pasangan Anda kasar - secara fisik, seksual, atau emosional kepada Anda atau anak-anak Anda, sekaranglah saatnya untuk menuju ke tempat yang aman. Bukanlah keputusan terbaik untuk tetap mempertahankan kondisi yang membahayakan anda dan anak-anak.

4. Apakah saya bersedia melakukan perubahan? Jika hubungan Anda tampak tertatih-tatih di tepi kehancuran, tanyakan pada diri Anda bagaimana Anda bersedia berubah. Dalam situasi seperti ini, sudah umum untuk percaya bahwa pasangan Anda adalah orang yang harus disalahkan atas masalah.

Meskipun mungkin itu benar, bisa jadi anda  juga mempunyai peran terjadinya kericuhan. Renungkan kembali dan temukan seberapa besar keinginan Anda untuk mengubah keadaan dan bertanggung jawab atas situasi yang terjadi. Apakah Anda bersedia melakukan beberapa perubahan pada kebiasaan dan perilaku  untuk memperbaiki  hubungan Anda?

5. Apakah pasangan saya bersedia melakukan perubahan? Pasangan Anda juga memainkan peran dalam masalah yang terjadi Pikirkan tentang kata-kata dan tindakan sebenarnya dari pasangan Anda. Apakah dia menunjukkan keinginan yang tulus untuk berubah? Pernahkah Anda melihat tindak lanjut dari janji-janjinya? misalnya dalam kasus perselingkuhan. Waspadai tanda-tanda bahwa dia telah menghentikan perselingkuhan dan menjadi lebih terbuka dan transparan dengan Anda.

6. Sumber dukungan apa yang saya (dan anak-anak saya) miliki? Terlepas dari apa yang Anda putuskan untuk dilakukan, pastikan untuk memiliki dukungan. Pikirkan tentang jenis dukungan yang yang dibutuhkan sehingga  dapat membuat perubahan  yang akan memperbaiki keadaan  jika tetap bersama. Pergilah ke teman, keluarga, profesional, dan siapa saja yang dapat memberikan dukungan  secara netral.

Pikirkan tentang apa yang dapat membantu anak-anak Anda. Mungkin lebih baik jika Anda tidak melihat diri sendiri sebagai satu-satunya sumber dukungan untuk mereka saat ini. Temukan orang-orang yang bisa dipercayai yang bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan anak-anak atau memberikan ruang untuk bersenang-senang. Dukungan atau support adalah salah satu kuncinya.

Jika Anak - Anak Menjadi Alasan Untuk Tetap Mempertahankan Pernikahan. Berikan diri Anda dukungan khusus yang dibutuhkan sehingga dapat membuat keputusan terbaik. Buat keputusan terbaik untuk situasi Anda, diri Anda sendiri dan anak-anak Anda.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar